Dipo Lokomotif Jatinegara
Terletak didekat stasiun kereta api Jatinegara, atau tepatnya di jalan Pisangan Baru Raya No. 1 Jakarta Timur. tidak semua orang boleh memasuki dipo lokomotif ini, semua yang ingin berkunjung harus mengajukan izin terlebih dahulu kepada kepala dipo lokomotif Jatinegara. Untuk menuju stasiun Jatinegara kalian dapat menggunakan sarana KRL jabodetabek (commuter line) dengan cara seperti tulisan saya sebelumnya (Perjalanan menggunakan krl jabodetabek)
peta dipo Jatinegara |
lokomotif CC203 didepan Dipo |
Dipo Jatinegara memiliki 39 lokomotif yang terdiri
dari 11 lokomotif CC201, 9
lokomotif CC203, 2 lokomotif CC204,
dan 17 lokomotif CC206.
Dipo Jatinegara tidak hanya melakukan perawatan untuk 39 lokomotif miliknya
tetapi juga melakukan perawatan terhadap lokomotif dipo lain yang datang ke
Jakarta.
Banyak fasilitas yang terdapat dalam dipo lokomotif ini yang digunakan untuk perawatan lokomotif.
Berikut ini adalah beberapa fasilitas pendukung perawatan lokomotif di dipo lokomotif Jatinegara.
1. Meja
Putar Lokomotif (Turn Table)
Hal yang pertama kali kami temui
ketika masuk kedalam dipo ini adalah meja putar lokomotif (turn table).
Pada awalnya meja putar tersebut
menggunakan motor listrik untuk berputar, namun ketika musim hujan sering terjadinya
genangan air didasar meja putar mengakibatkan motor listrik mudah
rusak sehingga motor
listrik tersebut akhirnya tidak dipasang kembali.
Meja putar ini digunakan untuk
memutar arah lokomotif dari posisi hidung panjang ke hidung pendek maupun
sebaliknya. Setiap hari ada sekitar 8-15 lokomotif yang diputar di turn table ini.
2. Pengolahan limbah
Digunakan untuk menyaring/memisahkan
antara oli bekas dengan air sehingga air dapat dibuang di sungai di dekat dipo.
Alat ini terletak di samping dari meja putar lokomotif.
3. Tempat
penampung HSD (high speed diesel) /
bahan bakar solar
4. Tempat
penyimpanan suku cadang khusus CC206
tempat penyimpanan suku cadang CC206 disamping penampung air |
Didekat pintu masuk terdapat
bangunan kecil yang digunakan untuk menyimpan suku cadang untuk lokomotif
CC206. Tempat ini sengaja dipisahkan dari suku cadang lokomotif lain karena
adanya kontrak atau garansi selama 8 tahun dari GENERAL ELECTRIC sejak
pembelian lokomotif CC206 tersebut.
5. Tempat
penampungan air
Tempat penampungan air ini terletak
disamping tempat penyimpanan suku cadang khusus CC206. Tangki ini dapat menampung
air sekitar 15.000 liter. Terletak di atas tanah dengan tinggi sekitar 2,5
meter dari tanah.
6. Ruang
suku cadang lokomotif
Ruangan ini berada dalam gedung di
dekat kantor dipo Jatinegara. Didalam ruangan ini terdapat banyak suku cadang
untuk lokomotif.
Suku cadangnya antara lain.
a. Balok
rem
b.
Kit
maintenence untuk P1 (harian), P3 (3 bulanan), P6 (6 bulanan), P12 (1 tahunan)
c. Suku
cadang revisi
d.
Oli
pelumas
e. Suku
cadang untuk pelistrikan
7. Gate
Crane
Berada didalam dipo lokomotif yang
digunakan untuk mempermudah mengangkat suku cadang yang berat.
Contohnya untuk mengangkat
bagian silinder mesin disel lokomotif.
8. Kereta
penolong
Merupakan peralatan khusus yang
digunakan ketika terjadi kecelakaan untuk mendukung proses perbaikan maupun
evakuasi di lokasi kejadian.
kereta penolong |
9. Ruang
belajar
Ruang belajar digunakan untuk
menerima tamu sekaligus sebagai tempat pertemuan dan tentunya untuk belajar
bagi para pengunjung dipo tersebut ruangan ini dapat menampung sekitar 50
orang.
dalam ruang belajar |
4 komentar
Saya ingin tahu, apa sekarang BBM Lokomotif dan Genset Diesel PT KAI masih mengonsumsi HSD / Solar murni 100% atau sudah dicampur dengan Biodiesel minimal 20%? Yang sekarang dikenal sebagai Pertamina Biosolar (80 - 95% Solar mineral + 5 sampai 20% Biodiesel).
saya kurang begitu faham takaran atau campurannya, yg jelas waktu saya di Semarang pada waktu perawatan genset, disitu didapati cukup banyak residu yang berasal dari biodiesel yang mengendap di tangki dan juga filternya.
Residu (MFO) / Minyak Bakar biasa digunakan untuk BBM Diesel Kapal berukuran raksasa seperti Kapal Tanker, Kargo, dll. Residu ini termasuk hasil sulingan Minyak Bumi yang paling bawah,sedikit lebih tinggi dari Aspal. Kelihatannya semakin besar ukuran Mesin Diesel, semakin "rendah" kualitas BBM Diesel.
wah...saya bhkan belum mngetahui hal seperti ini..hehe
Terima kasih ilmunya mas Adrian :)
Jangan lupa ya tinggalkan komentar :)
EmoticonEmoticon